“Jauhkanlah dirimu dari segala dosa, yang besar maupun yang kecil, itulah hakikat takwa. Jalanilah kehidupan bagaikan orang yang menempuh jalan penuh onak dan duri, senantiasa berhati-hati dari bahaya yang dilihat. Janganlah engkau remehkan dosa sekalipun kecil, bukankah gunung yang menjulang tinggi berasal dari kerikil-kerikil kecil yang terhampar?”
**************************************************
Kisah Umar & Makanan Sederhana
Dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Ashim bin Umar dari Umar, dia berkata: "Tidak halal bagiku makan dari harta kalian selain sebagaimana aku memakannya dari pokok hartaku; roti dengan minyak atau roti dengan mentega." Terkadang bila didatangkan keju yang dibuat dari minyak atau mentega dia meminta izin kepada kaum muslimin dengan berkata: "Aku adalah orang Arab, tidak dapat terus menerus memakan minyak." [Al-Wara oleh Ibnu Abi Dunya no.188,190]
**************************************************
Allah Maha Menerima Taubat
Imam Muslim rahimahullah mengatakan di dalam Shahihnya di kitab at-Taubah:
Muhammad bin al-Mutsanna menuturkan kepada kami. Dia berkata: Muhammad bin Ja’far menuturkan kepada kami. Dia berkata: Syu’bah menuturkan kepada kami dari Amr bin Murrah. Dia berkata: Aku mendengar Abu Ubaidah menyampaikan hadits dari Abu Musa -radhiyallahu’anhu- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla senantiasa membentangkan tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat pelaku dosa di waktu siang dan membentangkan tangan-Nya di waktu siang untuk menerima taubat pelaku dosa di waktu malam, sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya.” (Shahih Muslim yang dicetak bersama syarahnya, jilid 9 halaman 26. hadits no. 2759)
**************************************************
Jangan Banyak Bicara Yang Tidak Bermanfaat
Sahl At-Tustari rahimahullahu berkata: “Barangsiapa (suka) berbicara mengenai permasalahan yang tidak ada manfaatnya niscaya diharamkan baginya kejujuran.” [Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 1/290-294]
**************************************************
Sifat Santun Ulama Salaf
Pada suatu malam yang gelap Umar bin Abdul Aziz memasuki masjid. Ia melewati seorang lelaki yang tengah tidur nyenyak. Lelaki itu terbangun dan berkata: Apakah engkau gila! Umar menjawab: Tidak Namun para pengawal berusaha meringkus lelaki itu. Namun Umar bin Abdul Aziz mencegah mereka seraya berkata: Dia hanya bertanya: Apakah engkau gila! dan saya jawab: Tidak.
Seorang lelaki melapor kepada Wahab bin Munabbih: Sesungguhnya Fulan telah mencaci engkau! Ia menjawab: Kelihatannya setan tidak menemukan kurir selain engkau!
**************************************************
Berteman Dengan Orang Shalih
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.)
**************************************************
Orang Yang Bijaksana & Orang Yang Lemah
Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Orang yang bijaksana adalah yang mengoreksi dirinya dan segera beramal sebagai bekal untuk hari Akhirat. Dan orang yang lemah adalah yang selalu memperturutkan hawa nafsu, di samping itu ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
**************************************************
Bahaya Menuduh Dengan Kekafiran
Rasulullah -shallallah alaihi wa sallam- bersabda:
أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لأَخِيهِ يَا كَافِرُ . فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ
"Siapa saja yang berkata kepada saudaranya (muslim), “wahai orang kafir”, maka akan kembali kepada salah satu di antara keduanya, apabila yang diucapkan betul maka betul, akan tetapi apabila tidak, maka akan kembali kepada yang mengucapkannya". (Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah -shallallah alaihi wa sallam- bersabda:
وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ
"Barangsiapa menuduh seorang mukmin dengan kekafiran maka dia seperti membunuhnya". (HR. al-Bukhari)
Rasulullah -shallallah alaihi wa sallam- bersabda:
لاَ يَرْمِى رَجُلٌ رَجُلاً بِالْفُسُوْقِ، وَلاَ يَرْمِيْهِ بِالْكُفْرِ ، إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ ، إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ
"Tidaklah seseorang menuduh lainnya dengan kefasikan dan tidak pula menuduh dengan kekafiran kecuali akan kembali kepadanya, apabila orang yang tertuduh tidak demikian". (HR. al-Bukhari)
**************************************************
Diamlah Niscaya Engkau Selamat
Syaqiq berkata: 'Abdullah bin Mas'ud bertalbiyah di atas bukit Shafa, kemudian berseru: "Wahai lidah, katakanlah kebaikan, niscaya engkau mendapatkan keberuntungan. Diamlah, niscaya engkau selamat, sebelum engkau menyesal".
Orang-orang bertanya: "Wahai Abu 'Abdurrahman, apakah ini suatu perkataan yang engkau ucapkan sendiri, atau engkau dengar?"
Dia menjawab, "Tidak, bahkan aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَكْثَرُ خَطَايَا إِبْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ
"(Kebanyakan kesalahan anak Adam ialah pada lidahnya)".
HR Thabrani, Ibnu 'Asakir, dan lainnya. Lihat Silsilah ash-Shahîhah, no. 534.
**************************************************
Kisah Umar & Makanan Sederhana
Dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Ashim bin Umar dari Umar, dia berkata: "Tidak halal bagiku makan dari harta kalian selain sebagaimana aku memakannya dari pokok hartaku; roti dengan minyak atau roti dengan mentega." Terkadang bila didatangkan keju yang dibuat dari minyak atau mentega dia meminta izin kepada kaum muslimin dengan berkata: "Aku adalah orang Arab, tidak dapat terus menerus memakan minyak." [Al-Wara oleh Ibnu Abi Dunya no.188,190]
**************************************************
Allah Maha Menerima Taubat
Imam Muslim rahimahullah mengatakan di dalam Shahihnya di kitab at-Taubah:
Muhammad bin al-Mutsanna menuturkan kepada kami. Dia berkata: Muhammad bin Ja’far menuturkan kepada kami. Dia berkata: Syu’bah menuturkan kepada kami dari Amr bin Murrah. Dia berkata: Aku mendengar Abu Ubaidah menyampaikan hadits dari Abu Musa -radhiyallahu’anhu- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla senantiasa membentangkan tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat pelaku dosa di waktu siang dan membentangkan tangan-Nya di waktu siang untuk menerima taubat pelaku dosa di waktu malam, sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya.” (Shahih Muslim yang dicetak bersama syarahnya, jilid 9 halaman 26. hadits no. 2759)
**************************************************
Jangan Banyak Bicara Yang Tidak Bermanfaat
Sahl At-Tustari rahimahullahu berkata: “Barangsiapa (suka) berbicara mengenai permasalahan yang tidak ada manfaatnya niscaya diharamkan baginya kejujuran.” [Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 1/290-294]
**************************************************
Sifat Santun Ulama Salaf
Pada suatu malam yang gelap Umar bin Abdul Aziz memasuki masjid. Ia melewati seorang lelaki yang tengah tidur nyenyak. Lelaki itu terbangun dan berkata: Apakah engkau gila! Umar menjawab: Tidak Namun para pengawal berusaha meringkus lelaki itu. Namun Umar bin Abdul Aziz mencegah mereka seraya berkata: Dia hanya bertanya: Apakah engkau gila! dan saya jawab: Tidak.
Seorang lelaki melapor kepada Wahab bin Munabbih: Sesungguhnya Fulan telah mencaci engkau! Ia menjawab: Kelihatannya setan tidak menemukan kurir selain engkau!
**************************************************
Berteman Dengan Orang Shalih
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.)
**************************************************
Orang Yang Bijaksana & Orang Yang Lemah
Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Orang yang bijaksana adalah yang mengoreksi dirinya dan segera beramal sebagai bekal untuk hari Akhirat. Dan orang yang lemah adalah yang selalu memperturutkan hawa nafsu, di samping itu ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
**************************************************
Bahaya Menuduh Dengan Kekafiran
Rasulullah -shallallah alaihi wa sallam- bersabda:
أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لأَخِيهِ يَا كَافِرُ . فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ
"Siapa saja yang berkata kepada saudaranya (muslim), “wahai orang kafir”, maka akan kembali kepada salah satu di antara keduanya, apabila yang diucapkan betul maka betul, akan tetapi apabila tidak, maka akan kembali kepada yang mengucapkannya". (Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah -shallallah alaihi wa sallam- bersabda:
وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ
"Barangsiapa menuduh seorang mukmin dengan kekafiran maka dia seperti membunuhnya". (HR. al-Bukhari)
Rasulullah -shallallah alaihi wa sallam- bersabda:
لاَ يَرْمِى رَجُلٌ رَجُلاً بِالْفُسُوْقِ، وَلاَ يَرْمِيْهِ بِالْكُفْرِ ، إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ ، إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ
"Tidaklah seseorang menuduh lainnya dengan kefasikan dan tidak pula menuduh dengan kekafiran kecuali akan kembali kepadanya, apabila orang yang tertuduh tidak demikian". (HR. al-Bukhari)
**************************************************
Diamlah Niscaya Engkau Selamat
Syaqiq berkata: 'Abdullah bin Mas'ud bertalbiyah di atas bukit Shafa, kemudian berseru: "Wahai lidah, katakanlah kebaikan, niscaya engkau mendapatkan keberuntungan. Diamlah, niscaya engkau selamat, sebelum engkau menyesal".
Orang-orang bertanya: "Wahai Abu 'Abdurrahman, apakah ini suatu perkataan yang engkau ucapkan sendiri, atau engkau dengar?"
Dia menjawab, "Tidak, bahkan aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَكْثَرُ خَطَايَا إِبْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ
"(Kebanyakan kesalahan anak Adam ialah pada lidahnya)".
HR Thabrani, Ibnu 'Asakir, dan lainnya. Lihat Silsilah ash-Shahîhah, no. 534.
Sumber : http://www.facebook.com/group.php?gid=189101915150
Tidak ada komentar:
Posting Komentar